korek mesin??
by pavel solomin on Nov.22, 2009, under
ada yang beralasan untuk balapan, untuk balapan sih maklum, butuh speed tapi yang lucunya lagi banyak para penikmat korekan itu hanya sebatas penggunaannya untuk keseharian, naik motor pulang pergi kekantor. banyak kejadian kecelakaan di Indonesia disebabkan pemilik kendaraan tidak mampu mengendalikan kecepatan motornya, buat apa motor ber cc besar kalau ngerem saja tidak mampu, permasalahan skill memang selalu dijadikan kunci utama menggunakan kendaraan. kalau cuma buat keseharian mending dibuat standar pabrik saja, selain irit, uang gajipun tidak cepat habis. di ibukota seperti jakarta pun kecepatan 100km/jam jarang bisa diraih, maksimal juga hanya sebatas 60km/jam. kenceng-kenceng mau kemana sih bang ?
saya juga gerah melihat para penggila turing mengorek kendaraannya, gak efesien bro. boros bensin dan buat apa kenceng-kenceng toh gak bakal bisa nyampe sesuai waktu juga. saya punya pengalaman dari temen juga, dia penggila kecepatan tapi gak suka balapan layaknya road race atau balapan liar, hobinya ngebut dijalanan. suka jelekin motor saya yang masih standar tapi saya gak sedih karena saya menggunakan akal sehat. tak lama kemudian diapun stress karena mesin motornya jebol, niscaya biaya perbaikannya bakal melebihi uang yang ia keluarkan ketika mengorek mesin. motornya ngebul kecepatannya pun tidak lebih baik dari motor cina, kalau sudah turun mesin begitu sudah susah lagi.
kecepatan, gak perlu kita capai begitu cepat, kalau cara naik motor kita benar, saya jamin lancar-lancar saja dijalan. semakin sering motor dibawa kencang semakin cepat pula motor menjadi tua mesinnya. saya pernah coba riset hasil motor bebek saya, rupanya dengan perlakuan standar anjuran pabrikan, ini motor masih bisa ngacir walau umurnya sudah 5 tahun lebih tapi memang topspeednya sudah menurun karena belum turun mesin. jangan melakukan hal tanpa akal sehat, cepat sampai bukan harus wajib ngorek mesin. positif thinking and keep safety
efek jelek korek mesin :
1. boros uang dan bahan bakar
2. umur motor jadi lebih singkat
3. garansi pembelian hilang
4. harga jual tidak bagus
5. susah untuk menjadikannya standar
Tingkat Kelulusan Masih Bisa Berubah
“Peningkatan kelulusan masih bisa terjadi karena adanya UN ulangan. Namun yang perlu diperhatikan UN ulangan memiliki prosedur yang sama dengan UN utama,” kata anggota BSNP Mungin Edy Wibowo kepada Suara Merdeka, Minggu (25/4).
Tidak hanya itu, lanjutnya, tingkat kesulitan soal dan pengawasan sama dengan UN utama. Sehingga, bukan berarti siswa yang mengikuti UN ulangan pasti lulus atau lebih mudah dibandingkan dengan UN utama. “Yang diulang adalah mata pelajaran yang tidak lulus. Bila siswa yang tidak lulus dalam UN utama tidak belajar dari pengalaman tersebut, bisa saja yang berangkutan kembali tidak lulus,” ujarnya.
Menurutnya, banyaknya siswa yang mengulang tak lepas dari ketatnya pengawasan yang dilakukan. Sehingga, kecurangan sangat sulit dilakukan karena tingkat kejujuran semua pihak meningkat dan UN didesain sedemikian rupa.
Masih adanya kesempatan di UN ulangan jelas berbeda dengan UN lalu, dimana berbagai upaya dilakukan agar peserta UN lulus. Sebab pada waktu itu, tidak ada UN ulangan.
Dikatakan, nilai yang diambil dari peserta UN ulangan adalah nilai tertinggi. Bagi siswa yang tidak lulus dalam UN ulangan, maka yang bersangkutan diberi dua pilihan, yaitu mengikuti UN tahun depan atau ujian Paket.
“Siswa diberi kesempatan untuk pindah jalur ke Paket B atau C. Sedangkan siswa yang akan mengulang pada tahun depan, akan diserahkan kepada sekolah masing-masing. Apakah dia belajar lagi selama setahun ke depan, atau yang bersangkutan dipanggil untuk belajar lagi menjelang UN,” tuturnya.
Mungin menegaskan, master soal sudah siap dikirim ke provinsi yang siswanya ada yang tidak lulus UN. Sebab pada saat penyusunan soal UN utama, BSNP sekaligus menyiapkan soal UN cadangan dan ulangan.
“Soal disesuaikan dengan jumlah peserta didik yang mengulang dan mata pelajaran yang diulang. Belajar dari pengalaman lalu, kemungkinan terjadinya soal yang tertukar sangat kecil,” tandasnya.
from : http://ujiannasional.org/tingkat-kelulusan-masih-bisa-berubah.htm
0 komentar